Selasa, 09 Juni 2009

Berawal dari sebuah sapaan. (waddah_mahabbah@yahoo.co.id)

"Ga usah" jawaban bersahabat dari seorang kernet bis kota kampus itu terus terang menghadirkan tanda tanya dalam hatiku "kenapa dia tidak mau menerima ongkos itu ?". Turun di terminal,sobatku yang talkactive itu memulai aksi yang baru,menghampiri gerobak pedagang air tebu. Bapak itu buru-buru menyodorkan segelas air tebu es kepadanya, padahal dia belum meminta. Rupanya si bapak sudah melihat kedatangannya dari jauh. Bukan hari ini saja, seakan-akan setiap hari selalu ada orang baik untuknya.

Kemaren, ketika dia asyik berceloteh dengan teman-teman sewaktu jamistirahat, seorang ibu yang biasa mengusung dagangannya dari blok keblok kelas kuliah memanggilnya. Dengan gembira dia kembali, "nih satubuat kamu"sambil membawa dua bungkus tahu isi, "dikasih si Ibu" lanjutnya sambil tersenyum kepada si Ibu yang juga tersenyum dengan bahagia. Belum lagi, minggu yang lalu dia sukses memindahkan sepiring sate dosen ke tangannya. Aku berusaha sekuat tenaga menyibak kekuatan yang

dimilikinya. Sobatku itu seorang yang sederhana, tidak kaya, tidak cantik, tidak terlalu berprestasi. Hanya satu kelebihannya yang tidak dimiliki orang lain. Ya..aku mulai menyadari. Kelebihan itu juga tidak ada padaku.

Dia sangat hobby menyapa orang lain yang berlanjut dengan obrolan. Anehnya, dia tidak pernah kehabisan bahan. Dari terminal sampai

Kampus, sang kernet seakan mendapat tambahan semangat ketika dia ajak ngobrol. Begitu juga wajah pedagang tebu ketika dia bertanya tentang keadaan isteri dan anak-anaknya. Aha ! aku juga baru tahu kenapa si ibu rela memberikan tahu cuma-cuma untuknya. Karena sifatnya yang ramah, dia tidak saja punya teman sesame fakultas,tapi juga dari fakultas lainnya. Merekalah yang "dipaksa"nyauntuk membeli dagangan si ibu.

Masih dengan rasa penasaran, kucoba bertanya kepada kernek bis yang selalu memberi gratisan kepadanya "ga rugi tuh ?". Sungguh terperanjat aku mendengar jawaban knek itu "Wah, ga sebanding mba dengan jajan yang selalu diberinya untukku". Aku tidak mencoba bertanya lebih jauh kepada pedagang air tebu, karena aku sudah menemukan jawabannya. Seperti kata seorang guru "Orang mendapatkan bukan dari apa yang dimintanya tapi dari apa yang diberikannya." Yah,sobatku melakukannya dengan tulus dan suka cita. Keramahtamahan dan kemuliaan budinya langsung dibalas Allah lewat kasih sayang hamba-hamba-Nya yang lain. Semuanya berawal dari sebuah sapaan. )***

Sumber: ManajemenQolbu.Com

2 komentar:

  1. Assalam'Alaykum Wr.Wb
    All Praise be to Allah SWT,isi posting yang begitu memberikan inspirasi bagi reader yang mampu memahami,lam kenal dariku ya,atau ada luang waktu kunjungi aja my blog http//DhanaArsega.blogspot.com,alhamduLillah dan terima kasih
    Wassalam'alaykum Wr.wb

    BalasHapus
  2. Mbak Waddah...
    Boleh minta tolong buat menstranslate syair lagu "saleum" oleh Nyawong .???

    Saya penasaran dg skelumit arti yg telah di postkan di http://nandardeath.wordpress.com/lirik-lagu-aceh-chord/nyawong-saleum/

    bisa dikirim via prihan_cahyo@yahoo.com

    syukron sebelumnya. :D

    BalasHapus