Minggu, 22 Februari 2009

Sekedar Renungan!!!

Keumawee ; Realita dan efek

Sumbangan Coretan: Zahrul Bawady

Mungkin istilah di atas masih sangat asing bagi anda. Tetapi bagi beberapa orang mungkin sangat familiar. Keumawee dalam peristilahan yang penulis pakai di sini tidaklah sesederhana makna keumawee dalam arti sebenarnya. Jika keumawee kita artikan memancing dengan menggunakan kail, maka keumawee yang penulis maksud juga berarti memancing. Tetapi bukan dengan kail dan bukan ikan hasil pancingannya.

Entah sejak kapan istilah keuwamee ini digunakan secara bebas terhadap perbuatan yang bukan sifatnya memancing ikan. Akan tetapi, kata keumawee sering pula digunakan untuk memancing lawan jenis di dalam dunia maya atau lebih dikenal dengan chating. Ada hal khusus yang menjadi standar perilaku chating disebut keumawee, yaitu terjadinya antar lawan jenis.

Keumawee untuk kemudian kita sebut chating semakin menggejala di dalam kehidupan modern. Terutama pasca lahirnya berbagai software simple yang memudahkan seseorang untuk menikmati fasilitas chating. Jika dulu membutuhkan seperangkat computer untuk bisa menikmatinya, maka kini bermodalkan HP yang sedikit canggih saja sudah bisa merasakan kenikmatan chating.

Tidak dapat kita pungkiri, bahwa kemajuan pengetahuan teknologi semakin membuat dunia ini sempit. Jarak yang memisahkan antar negara bahkan benua seolah tiada lagi. Kehidupan zaman modern ini sungguh layaknya kehidupan tanpa batas. Jarak yang dulunya hanya dapat ditempuh dalam bilangan bulan. Maka kini dalam hitungan jam dapat dicapai. Jika pada zaman dahulu bururng merpati kerap disimbolkan sebagai pembawa berita yang cepat, maka kini tidak ada artinya lagi.

Segala kemajuan itu mebuktikan bahwa semakin lama pengetahuan manusia semakin bertambah. Hal yang dulunya dianggap tabu bahkan telah menjadi fenomena yang nyata di dalam kehidupan ini. Arus globalisasi bahkan telah pula berhasil menyeret perubahan pola pikir manusia. Setidaknya kenyataan itu tidak berlebihan jika kita melihat kehidupan manusia sekarang ini.

Betapa mungkin, seorang laki-laki berjalan bersama seorang perempuan yang dulunya dianggap tabu kini malah menjadi ikon kemajuan. Benar rupanya kehidupan tanpa batas telah berhasil menggerogoti sendi luhur akal budi manusia.

Menilik permasalah yang penulis angkat. Di mana chating telah menjadi aktivitas rutin bagi sebagian orang. Di sini penulis tidak pernah menyangkal bahwa chating merupakan salah satu kemajuan yang sangat berguna dalam dunia telekomunikasi. Tetapi betapa memiriskan hati, ketika kemajuan itu dimanfaatkan untuk jalan yang menyimpang.

Khususnya bagi remaja, chating kerap digunakan sebagai ajang mencari teman. Masih wajar mungkin. Karena manusia memiliki sifat dasar hidup bersama. Tetapi betapa kemudian fasilitas ini dijadikan ajang mengumbar nafsu. Kata tidak senonoh dan asusila sering kali menjadi hiasan tersendiri dalam penggunaannya.

Hal tersebut juga membuktikan bahwa kita belum siap menerima tantangan globalisasi dalam pemanfaatan yang sebenarnya. Di dalam kenyataan yang sering kita hadapi, sangat banyak kita menemukan seorang pemuda mengungkapkan cinta kepada lawan jenisnya . demikian juga sebaliknya. Jadilah hubungan dunia maya ini menjadi ajang keumawee, Saling memancing. Entah berapa pemuda yang telah dipancing oleh si wanita demikian juga entah berapa banyak sudah wanita menjadi pemakan umpan rayuan gombal si pemuda. Syukur kalau memang ada yang berhasil mempertahankan hubungan tersebut ke gerbang rumah tangga. Orang yang dulunya hanya ditemukan di dunia maya kini dapat bersanding di atas pelaminan. Maka dalam hal ini keumawee (memancing) akan beralih menjadi meukawen (pernikahan). Tetapi realita yang saksikan, persentase kesuksesan keumawee menjadi meukawen sangatlah jarang untuk tidak mengatakan hampir tidak ada.

Selain itu, chating juga membuat seorang ayah harus memeras otak. Karena sifatnya yang mengasyikkan, ditambah apabila dia merasa berada di atas nirwana bersama pasangan yang mungkin belum dikenalnya membuat seseorang merasa betah untuk terus terusan menikmatinya. Tidak pandang waktu. Karena sang kekasih pun mungkin tak terbilang jumlah. Kelalaian yang dapat membuat seorang anak membantah perintah orang tua bahkan anjuran agama.

Pengaruh chating ke tengah masyarakat kita sudah sangat menggurita, sehingga ada yang beranggapan bahwa fenomena tersebut harus kita terima secara wajar sebagai simbol modernitas. Tetapi permasalahannya sekarang adalah bukan pada maju atau tidaknya teknologi yang dihasilkan oleh suatu perkembangan. Tetapi seberapa besar arah yang dibawa oleh kemajuan tersebut untuk kemaslahatan manusia. Akan tetapi perlu digaris bawahi, unsur negatif dalam suatu teknologi kadang kala tergantung kepada pemakainya. Maka kita tidak akan mengkambing hitamkan chating dalam bentuk dia sebagai suatu kemajuan yang harus kita apresiasikan. Akan tetapi, ulah manusia(khususnya remaja) yang harus menjadi titik fokus kita.

Ada beberapa efek dari keumawee dalam perspektif kita saat ini.

a. Melalaikan waktu.

Tak dapat kita kesampingkan, bahwa keumawe (chating) kerap membuang waktu dan melalaikan. Bayangkan, anda akan sanggup bergadang tengah malam atau menghabiskan waktu ber-jam-jam untuk lawan chating anda. Yang sangat disayangkan, belum tentu anda kenal dengan siapa sebenarnya anda melakukan hubungan dunia maya tersebut.

b. Membuyarkan konsentrasi

Betapa banyak kita melihat seorang yang baru saja selesai chating tiba tiba bertindak tidak karuan atau diluar dugaan. Adakala semakin baik atau sebaliknya. seorang bisa kehilangan fokus terhadap sesuatu yang menjadi tujuannya. Arah yang sebenarnya ingin dicapai menjadi buyar akibat pengaruh chating. Perubahan sikap yang tidak wajar juga menjadi penyakit tersendiri. Hal ini bukan hanya akan membingungkan pribadi sendiri tetapi serta merta menyeret orang di sekeliling kita.

Sering melamun, tersenyum sendiri, sibuk melukis wajah adinda di seberang sana membuat kita tidak peduli dengan lingkungan yang kita hadapi atau mendongkol terhadap suasana sekitar.

c. Menganggu hak yang harus diutamakan

Jika kita sedang dimabok chating melupakan kewajiban sudah menjadi hal biasa. Menunda hal utama sehingga akhirnya terlewatkan. Tidak sedikit orang rela menghabiskan waktu untuk duduk di depan monitor tetapi mereka tidak rela untuk sejenak duduk di atas sajadah.ironi memang.

Demi kesenagan sesaat kita rela melepaskan kewajiban yang harus kita tunaikan. Alangkah tidak berharganya hak Allah dan hak orang lain jika kita telah dirudung cinta dengan chating. Janji tidak lagi menjadi ingatan bahkan mentaati orang tua kita anggap perkara remeh

d. Mengumbar nafsu

Sudah lumrah kita akan merasa betah ngobrol degan lawan jenis berapapun lamanya. Tidak terkecuali melalui dunia maya. Kata kata vulgar dan tidak wajar sering terungkap bahkan di luar batas susila. Hubungan “cinta monyet” pun sering terbina melalui media ini. dari semula sebagai teman akhirnya menjadi deman. Hal ini mungkin dapat timbul karena seseorang tdak terikat dengan rasa malu. Tidak ada prasangka takut dikenal karena barangkali identitas yang ditampilkan hanya sebatas kedok belaka.

e. Menimbulkan benih perpecahan

Siapa yang dapat menjamin langgengnya hubungan dunia maya ini. setiap orang akan bebas melakukan trik trik jitu untuk mendepak seseorang dari kursi sang ratu atau pangeran. Cukup mengganti ID atau menghapusnya dari list maka hubungan akan terputus. Demikian mudahnya persahabatan diputus setalah merambah batasan pribadi. Akhirnya, hanya kata kotor kembali terucap.

Selain itu, chating juga sering menimbulkan benih perselisihan di antara kita. Bagaimana tidak, siapa dapat menduga bahwa orang yang dirindukan adalah satu. Tidak ada yang dapat menjamin bahwa orang yang dicinta tidaklah sama.

f. Menimbulkan penyesalan

Ranting tak didapat akar pun tidak. Pepatah terbalik ini kadang kala tepat untuk menggambarkan nasib chat mania. Manipulasi foto, identitas sampa perubahan dari perempuan menjadi laki-laki adalah hal yang biasa jika anda memasuki dunia ini. sangat disayangkan, jika rasa cinta telah dipupuk, rupanya salah alamat. Pangeran yang di idam-idamkan ternyata tak lebih daripada kacung yang penuh derita. Amboi….sangat disayangkan.

Mungkin masih banyak lagi efek negatif lain yang merupakan pengaruh dari chating. Adapun efek yang telah penulis paparkan adalah hal yang umum dan dapat kita liat gejalanya sangat menyolok di sekeliling kita. Adapun pada realitanya, sangat banyak selain efek di atas yang menjadi pamor chating meningkta di kalangan pemburu nafsu. Terlepas dari itu semua kita tidak perlu khawatir, karena bagi pencinta kebenaran, masih tersedia berjuta manfaat dari chating yang dapat kita petik.

Kita hanya tinggal memilih, memupuk dosa atau menjauhinya. Keduanya dapat menjadi pilihan kita. Tergantung kemana pikiran kita condong. Adakah sanubari yang menjadi komandan tubuh kita atau nafsu telah menjadi panglimanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar